1. KHUSUS KITA YANG SUKA MEMBANDINGKAN ANAK
Ingatkah ketika kita membanding-bandingkan anak kita dengan kakaknya, adiknya atau bahkan temannya?
🔹Yaa… Membandingkan anak bisa berakibat negatif.
🔹Jika anak dibandingkan dengan orang lain yang lebih lemah, maka dia bisa saja jadi lebih percaya diri dan termotivasi.
🔹Tapi dia juga bisa menjadi terlalu percaya diri sehingga berlebihan dalam menilai kemampuan dirinya.
🔹Akibatnya, anak jadi sulit menerima kegagalan dan mudah frustasi.
🔹Sebaliknya, jika anak dibandingkan dengan orang lain yang lebih superior, maka dia akan menjadi minder, stress, merasa tidak bisa apa-apa, hingga merasa tidak disayang oleh orang tuanya.
🔹Sebaiknya kita mulai berusaha untuk segera menghentikan kebiasaan membanding-bandingkan anak semacam ini.
Caranya…
â• Sadari bahwa pada dasarnya tidak ada orang yang mau dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah kita mau jika dibanding-bandingkan?
â• Dengarkan pendapat anak, hargai keinginannya dan pahami perasaannya.
Jangan sampai kita terlalu terbawa oleh ambisi pribadi dan mengabaikan keinginan dan perasaan anak.
â• Lihat keunikan pada masing-masing anak.
Setiap anak diciptakan unik dan istimewa.
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan.
Temukan kelebihan anak kita dan fasilitasi agar berkembang.
â• Jangan pakai standar penilaian orang lain pada anak kita.
Kita tidak bisa membandingkan ikan yang diciptakan untuk berenang dengan burung yang tercipta untuk terbang.
â• Berikan kesempatan bagi anak untuk menjadi dirinya sendiri.
Jangan paksa anak kita untuk menjadi orang lain.
2. LIMA TIPS BICARA DENGAN SI KECIL
🎉Sangat penting untuk kita ingat bahwa anak-anak meniru apa yang orang tua lakukan.
🔹Komunikasi yang baik harus diikuti dengan cara penyampaian yang baik juga.
🔹Apalagi melihat masa sekarang banyak sekali kasus yang terjadi antara orang tua dan anak berasal dari komunikasi yang tidak lancar.
🔹Untuk itu kita sebagai orang tua perlu perhatikan hal-hal berikut dalam berkomunikasi dengan si kecil.
â• Menggunakan Kata”Saya”
Dibandingkan kata “Kamu”, penggunaan kata “Saya” lebih efektif dalam komunikasi dengan si kecil.
Misalnya saja ketika ingin melarang anak membuang sesuatu sembarangan, maka sebaiknya kataka:
“Ibu akan marah kalau ada orang yang buang sampah sembarangan karena karena akan mengotori lingkungan”
â• Sering Menemani
Luangkanlah waktu untuk si kecil sesibuk apapun kita karena komunikasi yang baik akan lebih efektif jika dilakukan secara langsung.
Ketika menemaninya bermain, maka komunikasi akan terjalin denga baik karena akan merasa lebih nyaman.
â• Jangan Ajarkan Kebohongan
Jangan memulai kebohongan pada anak sejak kecil karena ia justru akan meniru apa yang kita lakukan.
Contohnya dengan mengatakan:
“Nanti digigit hantu” atau kebohongan lainnya.
â• Jangan Membentak
Jangan membentak si kecil jika ia melakukan kesalahan.
Beritahukan ia mengapa kita melarangnya untuk melakukan sesuatu.
â• Tatap Matanya saat Berbicara
Biasakan untuk menatap mata anak kita ketika berbicara untuk membangun komunikasi visual yang baik.
Selain membuatnya fokus pada apa yang dibicarakan.
Menatap mata saat berbicara mengajarkan ia mengetahui etika komunikasi untuk berlaku sopan ketika berbicara dengan orang lain.
Sumber : Grub WA IKPM Al-Islah