Sejarah Pondok Modern Al-Islah Dorowati

Pondok Modern Al-Islah Dorowati Klirong Kebumen

Pondok Modern Al-Islah, merupakan Lembaga Pendidikan Islam yang didirikan pada tanggal 19 Agustus 1984 oleh KH. Muslih Abdullatief, Lc. di Desa Dorowati Kec. Klirong Kab. Kebumen Jawa Tengah.

Sesuai dengan namanya Al-Islah yang berarti perbaikan atau perdamaian dan pondok tersebut berafiliasi kepada Pondok Modern Gontor Ponorogo. Dengan begitu, diharapkan pondok ini dapat memberi makna yang membawa kepada perbaikan dan perdamian secara lebih luas baik kepada  generasi santri, umat Islam, bangsa dan negara.

Untuk mencapai ke arah itu. PPM Al-Islah yang mempunyai prinsip pembinaan santri; “Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan” terus mengemban tugas pendidikan, pengajaran dan pengkaderan santri. Ketika awal pendirian jumlah santri yang diterima melalui tes seleksi masih sangat sedikit yakni 16 orang dari jumlah sekitar 60 orang dengan latar belakang yang beragam.

KH. Muslich Abdullatief, Lc. dengan santrinya yang ada pada saat itu tetap melaksanakan tugas pendidikan, pengajaran dan pengkaderan, meski dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana. Hingga awal tahun kedua yakni 1986, ada seorang yang merasa tersentuh hatinya ikut membantu membuatkan meubeler untuk kepentingan proses pembelajaran di pondok ini. Sebab sebelumya masih lesehan menggunakan tikar.

Kepala Desa Dorowati pada saat itu, memberi kemudahan kepada pondok untuk menggunakan gedung Balai Desa sebagai tempat belajar santri sambil menunggu upaya penyelesaian pembangunan gedung dengan tiga lokal yang dibangun di atas tanah pemberian orang tua Kyai Muslich yang bernama H. Abdullatif.

Pembangunan gedung untuk lokal kelas tersebut dapat berjalan dengan lancar meski dengan dana swadaya yang menghabiskan Rp. 10.000.000,- dan akhirnya dapat pula ditempati untuk belajar santri pada akhir tahun 1986.

Perkembangan Yayasan

Dengan adanya jumlah santri yang meningkat tahun demi tahun, maka pimpinan pondok mengambil inisiatif untuk mengundang sejumlah tokoh untuk membentuk sebuah yayasan yang berfungsi melaksanakan pemeliharan dan perluasan wakaf pondok.

Dukungan dari para pihak terutama dari sesepuh Pondok Modern Gontor, IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) dan tokoh masyarakat setempat, maka pada tahun 1989 terbentuklah sebuah yayasan yang diberi nama YPPWPA (Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Al-Islah) yang berkedudukan di Desa Dorowati, Kec. Klirong Kab. Kebumen.

Adapun susunan pengurus yayasan tersebut adalah:

Pendiri Yayasan          : KH. Muslich Abdullatief, Lc.
Ketua                          : Letkol Dja’i Koesman, SH.
Wakil Ketua                : H.M. Sa’ad Noer, Ba.
Sekretaris                    : H. Sugeng Al Ahzary
Wakil Sekretaris          : H. Mustaqim, B.A.
Bendahara                   : H.A. Fadholi
Wakil Bendahara        : Muridan Abdullatif

Para pengurus yayasan tersebut menghadap kepada petugas notaris Andhy Mulyo, SH. yang berkantor di Jl. HM. Sarbini 12 Kebumen untuk mendapatkan legalitas hukum dengan nomor : 14 Tanggal 16 Nopember 1989.

Dengan fasilitas hukum tersebut, maka pengurus yayasan YPPWPA bersama-sama dengan pimpinan pondok berusaha terus menerus memenuhi kebutuhan pondok terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana.

Berbagai usaha yang telah dicapai sejak tahun 1989 hingga tahun 1993 dalam bidang sarana dan prasarana pondok antara lain adalah sebagai berikut:

Pembebasan tanah pekarangan seluas 2.394 m2 seharga Rp. 11.970.000,- untuk perluasan tanah wakaf tahap pertama pada tahun 1990-1991.

Pembangunan Masjid Pondok di atas tanah tersebut seluas 169 m2 dengan biaya sebesar Rp. 34.638.000,- pada tahun 1991-1992.

Pembangunan gedung 8 lokal seluas 465 m2 dengan anggaran sebesar Rp. 46.000.000,- untuk kepentingan asrama, ruang tamu dan lain-lain pada tahun 1993-1994. Pada tahun yang sama, telah berhasil memperluas tanah wakaf yang terletak di belakang masjid seluas 736 m2 dengan harga Rp. 2.070.000,-.

Pada 1994-1995, gedung koperasi seluas 40 m2 dengan biaya rp. 5.000.000,- kemudian tahun 2001-2002 gedung Madrasah 2 seluas 154 m2 dengan biaya Rp 30.000.000,-.

Berbagai upaya yayasan ini dalam hal pemeliharaan dan perluasan wakaf pondok maupun sarana dan prasarananya terus berlangsung hingga kini. Tentunya, hal itu dapat terwujud dengan adanya dukungan dan bantuan banyak pihak terutama para simpatisan pondok sehingga apa yang menjadi cita-cita pondok dapat terealisir dengan baik.

Beritahu Teman 👇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *