Ujian Amaliyah Tadris, Program Unggulan Pondok

Ujian Amaliyah Tadris, Program Unggulan Pondok Modern Al-Islah Dorowati

Amaliyah Tadris tersusun dari dua suku kata, yakni Amaliyah yang berarti tindakan, kegiatan atau perbuatan. Sedangkan tadris berarti pengajaran atau pengarahan.  Jadi, Amaliyah Tadris dapat diartikan sebagai suatu kegiatan praktek mengajar. Di Pondok Modern Al Islah sendiri, Amaliyah Tadris merupakan kegiatan rutin yang diperuntukan untuk santri kelas 6 KMI dan dilaksanakan setiap akhir tahun pelajaran. Pada kegiatan tersebut hanya dua bahasa yang boleh digunakan, yakni Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pada prosesnya kurang lebih satu bulan sebelum hari pelaksanaan, pembimbing Amaliyah  membagi mata pelajaran yang akan diampuh oleh masing-masing santri kelas 6 beserta musyrifnya. Musyrif merupakan ustadz pembimbing, setiap musyrif biasanya bertanggung jawab terhadap satu atau dua santri. Setelah santri mengajukan Maaddah (Materi Pembelajaran) yang akan disampaikan di kelas dan disetujui musyrif, barulah pembuatan I’dadut tadris (Perencanaan Pembelajaran) dapat dilakukan. Setelah dikoreksi dan disetujui oleh musyrif, I’dadut Tadris akan dilaporkan ke pimpinan pondok untuk disahkan sebagai pedoman pembelajaran.

            Pada hari pelaksanaan biasanya diadakan upacara pembukaan yang di komandani oleh pimpinan pondok. Sebelum memasuki kelas, peserta Amaliyah Tadris berbaris terlebih dahulu di halaman pondok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Satu kelompok terdiri dari Musyrif, Muntaqid (Pengkritik atau Pengoreksi) dan Peserta. Kemudian rombongan bersama-sama menuju kelas masing-masing. Peserta Amaliyah Tadris diberi waktu 75 menit untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Para peserta harus menyiapkan mental dan bekal yang matang, karena dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tidak hanya siswa yang mereka hadapi, namun juga Musyrif dan para muntaqid yang berdiri di belakang siswa dan siap mencatat kesalahan dan kekurangan peserta.

Setelah kegiatan praktek selesai maka diadakanlah sidang Naqd (Kritik atau Pengoreksian). Sidang dipimpin oleh ketua sidang yang dibantu oleh sekretaris, musyrif, para muntaqid dan tentunya peserta Amaliyah Tadris. Ada lima poin yang dibahas dala sidang naqd. 1.) Thariqoh, merupakan metode, prosedur atau tekhnik yang digunakan oleh peserta dalam kegiatan pembelajaran. 2.) Maaddah, Yakni materi yang disampaikan di dalamkelas oleh peserta Amalaiyah. 3.) Ahwal, adalah keadaan atau kodisi, baik keadaan peserta, siswa maupun kelas. 4.) Lughoh, adalah bahasa yang digunakan oleh peserta di dalam kelas. Peserta hanya diperkenankan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris. Sehingga harus sesuai dengan Grammer dan Kaidah Nahwu Sharaf. 5.) Kitabah, tulisan yang ditulis oleh peserta di papan tulis maupun makalah yang dibagikan. Dari kelima poin tersebut, thoriqoh memiliki nilai tertinggi diikuti oleh maaddah, ahwal, lughoh dan kitabah.

Dengan Amaliyah Tadris, Pondok Modern Al Islah mendidik para santri untuk membekali diri mereka dengan ilmu yang luas serta membentuk mental yang kuat dan berani untuk menyampaikan ilmu yang mereka punya kepada masyarakat.

Beritahu Teman 👇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *