Pentingnya Ekonomi Dalam Membumikan Islam

Oleh : Ust. Imaduddin Abdussalam, S.Ud.

Apakah ekonomi itu penting bagi masa depan Islam? Memang, ada pepatah mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya, namun tanpa uang kita tak bisa apa-apa.

Rasulullah Seorang Pedagang

Melihat sejarah Nabi Muhammad Saw, sejak belia, Rasulullah Saw sudah terjun dalam dunia bisnis Bersama pamannya, Abu Thalib menyelami kerasnya dunia perdagangan. Dari sejarah kehidupan Rasulullah Saw, setidaknya kita dapat mengambil pelajaran bahwa dalam membumikan Islam butuh sebuah perjuangan di bidang ekonomi.

Menurut Ahmad Mansur Suryanegara, dalam Api Sejarah dikatakan bahwa aktivitas Nabi Muhammad Saw sebelum menjadi rasul, beliau berdagang di tiga belas pasar yang berbeda. Tersebar di wilayah Hijaz, Bahrain, Oman, Yaman dan kembali lagi ke wilayah sekitar Mina, Arab Saudi. Dari dunia perdagangan inilah Muhammad bin Abdullah kerap melakukan transaksi dengan wirausahawan dari Cina dan India. Dari sini, kita mengambil kesimpulan bahwa beliau adalah wirausahawan yang unggul.

Sejak belia, beliau dididik oleh pamannya. Kemudian setelah dewasa, beliau mencoba untuk berdagang manndiri tanpa disertai oleh pamannya. Sampailah di umur 25 beliau mengenal salah satu saudagar perempuan dan berbisnis dengannya, Siti Khadijah. Kadang mendapatkan upah, kadang mendapatkan profit sharing dari dagangan beliau. Di kalangan niagawan dan wirausahawan, Muhammad dijuluki sebagai sadiq (jujur) dan amin (dipercaya).

Penguasaan ekonomi bagi perkembangan dakwah Islam dirasa amat penting. Dari perjalanan hidup Rasulullah Saw pun semakin jelas pesan yang ingin disampaikan kepada kita bahwa salah satu kekuatan utama dalam menegakkan Islam rahmatan lil ‘alamin perlu sebuah economic power, untuk kebaikan umat dan keberlangsungan hidup manusia. Sehingga Islam tidak hanya dimaknai sebagai sebuah agama monoteistik yang membahas surga dan neraka, namun kurang peduli dengan masalah kemaslahatan umat di dunia.  

Saya katakan, bahwa ekonomi merupakan salah satu pokok dalam kehidupan. Semua manusia pasti butuh makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan pokok lainnya. Salah satu sifat yang melekat dalam jati diri manusia itu adalah sifat materialistik. Ketika kita mengartikan Islam rahmatan lil ‘alamin, sudah barang tentu Islam harus bisa menjadi solusi problem manusia di seluruh aspek. Karena Islam merupakan agama pembebasan.

Semangat ekonomi yang diajarkan oleh Rasulullah Saw ini diteladani oleh para pejuang penyebar agama Islam sehingga dari aktivitas dagang dengan jalur kelautan saat itu dapat dengan cepat menyebar ke seantero dunia, tak terkecuali Nusantara. Ahmad Mansur Suryanegara mengatakan bahwa Pasar merupakan tempat terjadinya pertukaran Bahasa, ekonomi, politik, ideologi, social, budaya, ketahanan dan pertahanan. Bahkan konversi agama pun berlangsung karena pengaruh pasar.

Lebih lanjut, Surya Negara mengatakan, selama Rasulullah Saw belum memperoleh wahyu Allah, beliau berperan sebagai wirausahawan. Dari usia 8 hingga 40 tahun, Muhammad berprofesi sebagai wirausahawan. Sehingga hal ini menjadi pengaruh terhadap pengikutnya. Yang mana menjadikan pasar menjadi media dakwah. Dari pasar dibangun masjid. Dari masjid dibina generasi muda melalui Lembaga Pendidikan, di Indonesia disebut pesantren.

Ekonomi Sebagai Asbab Dakwah Nusantara

Mengapa Wali Sanga menempati pusat dakwahnya di pesisir pantai? Karena selain sebagai ulama, mereka merupakan wirausahawan sebagai penguasa pasar. Kedudukan wali sanga selain sebagai ulama yang menuntun spiritualitas umat, mereka merupakan ahli di bidang ekonomi sebagai wujud kemandirian. Tak dipungkiri, mereka melaksanakan ajaran yang diwariskan Nabi Muhammad Saw sewaktu muda hingga dewasa.

Dapat kita simpulkan, atsar dalam berniaga, berwiraswasta sesuai apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah ini amatlah besar manfaatnya. Mulai dari penyebaran Islam, terbentuknya pusat Pendidikan kaum muda, hingga pengaruh ke wilayah politik sebuah territorial/negara. Memang, uang (ekonomi) bukanlah tolak ukur dari segalanya, namun tanpa uang (ekonomi) umat Islam tidak dapat berbuat apa-apa demi keberlangsungan dakwah Islam ramah bagi seluruh alam.

Wallahul Muwaffieq Ila Aqwamith Tharieq.

Beritahu Teman 👇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *